شكرا على اهتمامكم

Sabtu, 21 Juli 2012

PERJALANAN RAMADHAN

Dewan Pengurus Pusat Robithah Alumni Nurul Qadim mengucapkan “Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1433 H” semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Perjalanan waktu terus berlangsung. Tanpa terasa sekian ramadhan telah dilewati. Ini membuktikan bahwa masa sudah saling berdekatan sebagaimana yang di beritakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Barangkali sebagian kita telah melalui ramadhan selama enam puluh tahun, ada pula yang lima puluh tahun, empat puluh tahun, tiga puluh tahun, dua puluh tahun, atau lebih maupun kurang. Namun apa hasil yang sudah kita raih untuk kebaikan agama dan akherat kita. Sudahkah tempaan bulan suci ramadhan mampu meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah. Atau masihkah tingkah laku kita sama dengan masa sebelumnya bahkan malah lebih parah. Kita memohon kepada Allah Maghfirah dan Rahmat-Nya.
Apabila bertakwa kepada Allah menjadi tujuan yang utama dalam melaksanakan puasa ramadhan berarti pemenangnya adalah orang yang berhasil meningkatkan mutu ketakwaannya selepas bulan yang suci ini. Tentu sangat ironis, jika seorang yang berpuasa di bulan ramadhan justru lebih jauh dari Allah pada bulan-bulan berikutnya. Bahkan merupakan kesalahan yang besar bila seorang yang berpuasa mau menahan diri dari hawa nafsu dan syahwat hanya  dalam bulan suci ramadhan dan tak lebih dari itu. Semestinya, fenomena rasa antusias yang sedemikain tinggi untuk melaksanakan ibadah dan menjauhi kemaksiatan dalam bulan suci ramadhan bisa ditularkan pada perputaran waktu selanjutnya.

 Hikmah dan Fadhilah (Keutamaan) Ash-Shaum
Ash-Shaum merupakan salah satu ibadah dalam Islam yang memiliki keutamaan yang sangat tinggi, serta memiliki berbagai faidah dan hikmah sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsirnya tatkala menjelaskan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ . البقرة: ١٨٣
”Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian ash-shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.” [Al-Baqarah : 183]
Diantaranya :
1. Ash-shaum adalah salah satu sebab terbesar yang mengantarkan seseorang menuju taqwa. Sedangkan taqwa itu akan mendorong orang yang menjalankan ibadah shaum untuk meninggalkan berbagai larangan Allah Ta’ala, baik berupa minuman, makanan, dan jima’ (hubungan suami-istri) dan beberapa larangan sejenisnya yang disukai oleh hawa nafsu, dan shaum dilakukan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala dengan mengharapkan balasan di sisi-Nya.
2. Orang yang menjalankan ibadah shaum melatih jiwanya agar senantiasa merasa diawasi oleh Allah (muroqobatullah) sehingga dia meninggalkan kemauan hawa nafsunya meskipun mampu menurutinya, sebab dia mengetahui adanya pengawasan Allah Ta’ala terhadap dirinya.
3. Ash-shaum dapat mempersempit ruang gerak syaithan karena ia masuk ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah.
4. Ash-shaum akan melemahkan kekuatan syaithan, sehingga orang tersebut semakin terjauhkan dari kemaksiatan.
5. Orang yang menunaikan ash-shaum, mayoritasnya akan melakukan banyak ketaatan dan itu merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah Ta’ala
6. Terkhusus bagi orang kaya bila merasakan pedihnya lapar karena ash-shaum maka akan muncul dalam dirinya kepedulian kepada fuqara`, dan hal ini juga merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah Ta’ala.
Asy-Syaikh Al-’Utsaimin ketika ditanya tentang hikmah ash-shaum, beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab antara lain : bahwa ash-shaum mememiliki beberapa hikmah dalam hal sosial kemasyarakatan, antara lain munculnya perasaan di tengah-tengah kaum muslimin bahwa mereka adalah umat yang satu, makan dan bershaum di waktu yang sama.
Asy-Syaikh Alu Bassam dalam Taudhihul Ahkam menyebutkan hikmah lain dari ibadah ash-shaum, di antaranya :
1. Mendorong seseorang untuk bersyukur kepada Allah dan    mengingat berbagai nikmat-Nya.
2. Memiliki manfaat kesehatan, yaitu memberikan kesempatan pada alat pencernaan untuk istirahat.
 
 

Sabtu, 09 Juni 2012

TAUSHIYAH

Dewan Pengurus Wilayah Kecamatan Besuk melaksanakan acara rutinan pada tanggal 21 Maret 2011 di Rumah Bapak Sutarwi Desa Alastengah, acara rutinan ini dilaksanakan pada hari Rabu Manis dan sudah berjalan kurah lebih 6 tahun. Hadir dalam acara tersebut Penasehat ROBANI, Gus H. Abdul Hadi Noer (Putra KH. Nuruddin Musyiri). Dalam sambutannya beliau mengharap kepada semua Alumni untuk terus aktif dan melestarikan acara rutinan Rabu Manis, karena menurut beliau rutinan ini adalah sebagai sarana silatur rahim dan komunikasi antar Alumni PP. Nurul Qadim. ROBANI (Rabithah Alumni Nurul Qadim) yang menjadi wadah Ikatan (persaudaran) Alumni Nurul Qadim harus mampu menciptakan dan menyatukan semua alumni Pondok Pesantren Nurul Qadim, bukan hanya bersatu dhohirnya saja seperti pertemuan hari ini, tetapi juga bersatu dalam batinnya (punya rasa persaudaraan anta alumni) tambah beliau dengan penuh himmah dan hikmah. selain itu, ROBANI sebenarnya mempunyai tanggungjawab yang sangat penting dan ini adalah cita-cita yang diharapkan  pengasuh (KH. Nuruddin Musyiri), sesuai namanya ROBANI yaitu manusia yang mempunyai ilmu yang sempurna dan taqwa kepada Allah SWT... dalam surah Ali Imron Ayat : 79 Allah berfirman :

.....ولكن كونوا ربانـيين بما كنتم تعلمون الكتاب وبما كنتم تدرسون.

............Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.


Mari kita selalu Belajar..........
dengan Hadir dalam rutinan..............
Karena, di dalamnya ada kajian S2..................
Kalau tidak sekarang.................................
terus kapan kawan....................................
Kehadiranmu selalu kami butuhkan..........